About Minangkabau
Kepulauan Indonesia merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar didunia, Indonesia salah satu negara dengan masyarakat majemuk dilihat dari berbagai sudut dan tingkat perkembangan kebudayaan. Keanekaragaman kelompok atau suku bangsa yang juga dikenal luas sebagai bangsa yang terdiri dari sekitar 300 suku bangsa (Broner dalam Koenjaraningrat 2004) yang masing- masing mempunyai kebudayaan sendiri atau disebut multi etnis, sedangkan menurut Suryadinata, dkk (2003) terdiri dari 1000 etnis atau sub etnis.
Masyarakat etnis ini telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu, selama itu pula mereka menumbuhkan, memelihara dan mengembangkan tradisi mereka.
Masing- masing masyarakat etnis memiliki wilayah tertentu pula. Menurut Koenjaraningrat (2004) golongan etnis berarti kesatuan-kesatuan manusia yang
terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan dan kesadaran-kesadaran itu
sering dikuatkan (tetapi tidak selalu oleh kesatuan bangsa juga).
Salah satu golongan etnis yang ada di Indonesia yaitu suku bangsa Minangkabau yang mendiami dataran tengah Pulau Sumatera bagian Barat yang sekarang menjadi Propinsi Sumatera Barat. Daerah asli Minangkabau meliputi 3 kesatuan wilayah adat yang mereka sebut Luhak Nantiga (wilayah yang tiga ).
Pertama adalah Luhak Agam, Luhak Limapuluh dan Luhak Tanah Datar. Dari ketiga Luhak tersebut-lah kebudayaan Minangkabau tersebar pengaruhnya kedaerah sekitarnya (Mulyadi 1999).
Asal- usul nama Minagkabau cukup beragam, tapi umumnya beranggapan nama itu timbul setelah mereka menang adu kerbau dengan pendatang lebih kuat.
Kata Minangkabau bisa berasal dari Manang Kabau (Menang Kerbau ), bisa pula
dari kata Minangkabau ( sejenis senjata tajam yang dipasang pada kepala kerbau ).
Ada pula yang membantah bahwa asal nama itu bukan dari adu kerbau, tapi sudah
ada sejak dulu. Yang jelas bangunan rumah adat Minangkabau mencirikan tanduk
kerbau dan hewan ini banyak dipelihara untuk dipelihara dan untuk korban upacara adat. Akan tetapi suku bangsa ini lebih suka menyebut daerah mereka Ranah Minang (Tanah Minang ) bukan Ranah Kabau ( Tanah Kerbau ).
Sementara itu dalam pergaulan antar suku bangsa orang Minangkabau dengan sesamanya menyebut diri Urang Awak (Hidayah 1997).
Jumlah penduduk Etnis Minangkabau pada tahun 2000 berjumlah 5, 475 juta jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduknya 1,45 persen per tahun
(Suryadinata, dkk 2003). Sumatra Barat merupakan Provinsi asal Etnis Minangkabau dengan persentase sebesar 68,44 persen dari seluruh Etnis Minangkabu. Namun persentase tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan persentase etnis Jawa dan Sunda yang tinggal di Provinsi asal mereka. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Etnis Minangkabau mungkin lebih banyak yang berimigrasi keluar dibandingkan dengan dua etnis lainnya. Etnis Minangkabau yang tinggal di Jakarta sebanyak 3,18 persen dari semua warga di Indonesia di Provinsi tersebut, dan merupakan kelompok migran dari Sumatra ke Jakarta urutan kedua setelah etnis Batak ( Suryadinata, dkk 2003 ).
Etnis Minangkabau pada umumnya merantau jauh dari daerah asalnya, disebabkan tanah pertanian tidak cukup memberi hasil atau kesadaran bahwa dengan pertanian mereka tidak mungkin dapat menjadi kaya, dengan alasan tersebut mereka biasanya lari ke sektor Perdagangan seperti: Berdagang kain (Tekstil), dan Rumah makan (Simanjuntak 2002). Banyak masyarakat diluar Minangkabau yang beranggapan bahwa stereotipe Etnis Minangkabau itu pelit, kikir, curang, tidak bisa dipercaya, pembohong, teramat sangat pelit, ingkar janji dan lebih memilih suku yang sama juga kalau menikah
(http://www. Geocities. Com/ Primbon 2002/ Suku. HTM).
Pengertian stereotipe menurut Lippmann (dalam Warnaen 2002) adalah gambaran dikepala yang merupakan rekonstruksi dari keadaan lingkungan yang sebenarnya. Selanjutnya ia berpendapat bahwa stereotipe merupakan salah satu mekanisme penyederhanaan untuk mengendalikan lingkungan, karena keadaan lingkungan yang sebenarnya terlalu luas, terlalu majemuk dan bergerak terlalu cepat untuk dikenali dengan segera sedangkan pengertian stereotype etnis itu sendiri menurut Warnaen (2002) adalah kepercayaan yang dianut bersama oleh sebagian besar warga suatu golongan etnis tentang sifat-sifat khas dari berbagai golongan etnis, termasuk golongan etnis mereka sendiri.
Berdasarkan pandangan masyarakat indonesia bahwa stereotipe Etnis Minangkabau itu pelit, kikir dan sebagainya tetapi ada beberapa yang beranggapan Etnis minangkabau itu tidak pelit, kikir dan sebagainya. Justru ada yang menunjukan prilaku prososial, seperti : solidaritas, tenggang rasa, empati (Amir 2003) menurut Staub dan Wispe (dalam deaux dkk 1993) perilaku prososial adalah perilaku menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Seperti kita ketahui di ibukota seperti Jakarta ini banyak sekali tempat pemukiman dari yang paling bagus sampai yang paling sederhana.
Blog ini merupakan kumpulan artikel seputar adat dan budaya minangkabau, artikel didapat dari surfing di internet serta buku2, memperkaya pengetahuan tentang minangkabau. Blog ini mencoba fokus untuk adat dan budaya minangkabau.
Semoga bermanfaat.
Is Sikumbang
Rancak Blognyo Da, mohon izin link
rinyyunita said this on April 24, 2008 at 10:28 am |
Silahkan Riny
Is Sikumbang said this on April 24, 2008 at 10:39 am |
Subhanallah..blognya bagus..mengangkat kekayaan budaya nusantara.
jadi bisa tau segala sesuatu tentang Minangkabau yah, terimakasih informasinya, salam dari Pontianak 🙂
pipiew said this on May 23, 2008 at 5:07 pm |
Saya sentiasa mencari-cari asal usul keturunan saya yang telah menetap di Negeri Sembilan. Saya cuma mengenali moyang saya yang membuka kampung di situ. Asalnya mereka datang dari Indonesia tapi saya tidak tahu cerita lebih lanjut. Saya harap dapat mempelajari lebih mendalam mengenai asal usul saya melalui blog saudara.
Ellie Shamsudin said this on June 5, 2008 at 1:45 pm |
kita satu rumpun,orang minangkabau..
muthia said this on April 26, 2013 at 1:38 pm |
Uda Dewis “IS” Sikubang, Sabalunnyo Ambo minta maaf sekaligus minta izin untuak mambuek Link Blog Minang Sarumpun jo Palanta. Buliah nak taseba dan banyak urang minang nan tahu sajarah, Adat-Istiadat Minangkabau.SAlut Ambo Untuak Uda IS, Semoga Palanta bisa manjadi referensi untuak mengetahui Minang lebih dalam.
AWD Al-Hidjazi said this on June 18, 2009 at 10:18 am |
salam kenal da…………
rancak bana blog nyo, baik informasi yang membantu ambo dalam penyusunan thesis
Desy Aryanti said this on July 10, 2009 at 11:37 am |
saya di lahirkan di negeri sembilan. nenek saya pernah bercerita yang nenek moyangnya dahulu brasal dari pagar ruyung. berhijrah ke negeri sembilan bersama-sama bakal Yam D Pertuan Besar Negeri Sembilan. Malangnya tak banyak informasi yang saya dapat arwah nenek. arwah pun pernah memberitahu moyangnya dahulu adalah keturunan di raja tetapi di sebabkn berkahwin dengan pemuda kebanyakan, dia telah keluar dari keluarga d raja. adakah enar perkara ini berlaku. saya kepingin benar mengetahui susur galur keturunan saya
maslinda yusoff said this on August 25, 2009 at 3:14 am |
saya sangat tertarik dengan hal itu juga… kita satu rumpun,,
muthia said this on April 26, 2013 at 1:36 pm |
Terima kasih banyak atas kehadiran blog yang sangat berharga ini, karena lahir di kota Padang, saya hanya sedikit mengenal budaya Minangkabau, tapi dengan membaca blog ini, saya sudah menjadi Orang Minangkabau asli !!
Tan Maharajo said this on October 7, 2009 at 9:45 am |
Lai sabana tantu Uda Is ko jo adaik minang nan sabananyo?
Manuruik ambo ado nan salah tantang masalah bantuak Rumah Gadang awak. Bantuak bangunan Rumah Gadang awak tu memang alah takah itu sajak dahulunyo sabalum adu kabau. Sabananyo bantuak bangunan Rumah Gadang awak tu takah itu melambangkan selayar kapal nan ndak tumabng jo angin samo badai dan tak karam samo ombak mangkonyo rono bangunannyo sarupo badan kapal dan atoknyo sarupo jo selayar kapal. Nenek moyang awak adalah pelaut. Filosofi minang mangatokan ” Alam ta kambang jadi guru “, iko nan awak baco dalam tambo di perpustakaan daerah Padang. Sekian dulu dari awak, semoga urang awak dimanopun berada tetap bersatu dan saling bahu-membahu dalam lingkungan bermusyawarah.
Sidi Firdoni Tanjung said this on October 14, 2009 at 12:53 pm |
Assalamu’alaikum.,
Lai batua nan dikecekan jo ajo Firdoni tu. Satuju ambo. Semoga urang awak tetap bersatu dan bahu-membahu dimapun juo.
Fudji Guci said this on October 14, 2009 at 1:00 pm |
assalamualaikum wr.wb
Critain ttg adat minangkabau kayak lagu2 daerahnya ama tariannya dund..
trima kasih.. ^_^
hanny said this on December 3, 2009 at 11:54 pm |
ransk bana blog iko mmbuek urang d rantau jd tau tentang budaya minang…………..bangkit minangkabau kau kn sllu d hati ku….
wenny said this on January 22, 2010 at 3:55 am |
mantap…..mohon izin yo da……
yong lubeg said this on May 23, 2010 at 4:58 am |
salam kenal da…
saya dhea anak padang yang merantau menuntut ilmu di kota medan!
orang tua saya di padang!
saya kagum atas blog anda!
terima kasih…
asalamualaikum…
dhea said this on May 30, 2010 at 12:33 pm |
Nice blog!
Andy said this on September 24, 2010 at 3:48 pm |
asalamu’alaikum…
Sabana rancak blog nyo da Is…ijin mangCopy nyo da is, kadibaco baco…wakatu senggang, kajadi referensi kok ado yg batanyo…
tarimokasih sebelumnya Uda…
wassalam
alfin/tanjuangenim
alfin said this on November 10, 2010 at 8:02 pm |
sumatra barat memang thebest,,
terutama bentang alam,dan adatnya,,,
novel said this on November 20, 2010 at 10:47 am |
i like it sumatra barat,,,
love forever,,,
novel said this on November 20, 2010 at 10:48 am |
Terharu,,, saya jadi ingin menggali lebih dalam lagi kebudayan sendiri setelah melihat Blog ini. Rancak Da,,,,
Ali Akbar said this on August 20, 2011 at 1:14 pm |
Salam kenal Uda Is Sikumbang.. sy klara. Salut untuk blognya yaa dan perkenankan saya mohon izin untuk menggunakannya data/informasi untuk melengkapi materi tulisan sy (sbg referensi begitu). Tarimo kasi banyak sebelumnya.. 🙂
klara said this on June 24, 2013 at 2:00 am |